Ketika Air Mata Mampu Padamkan Api Neraka
Dalam sebuah riwayat khobar dijelaskan bahwa ketika Hari Kiamat telah ditegakkan dan Neraka Jahannam didatangkan, maka terdengarlah suara jeritan. Setiap umat yang mendegarnya pun bertekuk lutut karena besarnya perasaan takut, khawatir, dan bingung, sebagaimana Allah SWT berfirman :
وَتَرٰى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعٰى إِلٰى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
"Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan" (Al-Jatsiyah : 28).
Dari jarak seperti perjalanan 500 tahun berjalan kaki, setiap umat pun melihat Neraka Jahannam dan mendengar jeritan dari dalamnya, sebagaimana Allah SWT berfirman :
إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيْدٍ سَمِعُوْا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيْرًا
"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya" (Al-Furqan : 12).
Ya, suasana pada saat itu dipenuhi dengan rasa takut dan khawatir yang begitu hebat akan nasib diri sendiri. Untuk itulah setiap umat mengatakan "diriku ... diriku (bagaimana nasib diriku nanti !!!)", bahkan para nabi dan rasul pun demikian, termasuk Nabiyullah Ibrahim as Kholilullah, Nabiyullah Musa as Kalimullah, dan lainnya.
Di mana semua orang mengkhawatirkan diri mereka sendiri atas pertanggungjawaban amal di dunia, namun Rasulullah SAW tidaklah demikian, Beliau mengatakan "umatku ... umatku (bagaimana nasib umatku !!!)". Ya, tanpa menghiraukan diri sendiri, Rasulullah SAW selalu mengkhawatirkan keadaan umat Beliau.
Ketika api neraka mendekat dan mendekat, demi melindungi umat, Rasulullah SAW berdoa, "Wahai api neraka, demi hak orang-orang yang sholat, demi hak orang-orang yang bershodaqoh, demi hak orang-orang yang khusyuk, dan demi hak orang-orang yang sabar, maka kembalilah".
Namun, api neraka tetaplah mendekat dan tidak mau kembali. Lalu Malaikat Jibril as berdoa, "Demi hak orang-orang yang bertaubat, air mata dan tangisan mereka atas dosa-dosa, maka kembalilah".
Barulah api neraka kembali, sehingga didatangkanlah air mata dari semua orang-orang yang maksiat, yaitu mereka yang menangis, bertaubat, dan menyesali atas maksiat serta dosa-dosa yang telah mereka lakukan.
Lalu, disiramkanlah air mata itu ke api neraka yang mendekat. Ya, padamlah api neraka itu karena air mata dari orang-orang yang bertaubat sebagaimana api dunia yang padam karena disiram air dan debu.
Baca juga : Kisah Selamat Dari Neraka Karena Sehelai Bulu Mata.
Sumber : Kitab Daqoiqul Akhbar, Bab 42
Karya : Imam Abdur Rochim bin Ahmad Al-Qadli.